Berubah
Gentar dan Sopan mengumpet di kamar masing-masing, mereka berdua berkomunikasi lewat chat. Mengapa tidak langsung bertemu? Itu akan ketahuan oleh kedua kakak kembarnya, lebih baik berpencar daripada bersama.
Gentar menatap Supra yang uring-uringan terus sambil meminum kopi susu yang Gentar beli di gerobakan, meskipun gerobak tetapi rasanya memang enak. Jangan melihat dari tampilan, lihatlah dari rasanya, dijamin enak.
"Angga, kok kak Wicak gak ada suara di bawah?" Telpon Sopan setelah melihat ke bawah, tidak ada tanda-tanda Sori untuk naik ke atas. Jelas aneh sekali, baru saja Gentar membuka mulutnya Sori melewati dirinya.
Astaga... Cantik sekali?
"Kakak ke atas dulu, capek banget..." Suaranya yang lembut membuat Gentar merasa terhipnotis, dia mengangguk dan meninggalkan Sori yang berjalan menuju kamar Supra. Cowok mata merah kecoklatan itu tersadar lalu berteriak ke Sori yang membuka pintu kamar Supra. Sayangnya Supra sudah teriak heboh dan muncul di depan kamar.
"WICAK?! LOH?! LU BERUBAH JUGA JADI CEWEK?!"
"Eh?"
"ADUH, KABUR ADIPATI!!!"
——
Frostfire memijat keningnya setelah mendengar semua kejadiannya dari Gentar dan Sopan, dia melihat Supra dan Sori yang memakai Hoodie. Tebak apa yang mereka berdua sembunyikan dibalik tangan nya.
"Terus gimana? Kakak kalian berubah tapi kalian gak tanggungjawab beliin mereka pakaian dalam?"
"Gw kira lu mau frontal bilangnya...." Frostfire tersenyum miring, dia mendekati Supra dan berbisik di telinga nya. "Apa cantik? Mau gw beliin beha sama cede lu?"
"BANGSAT! MENJAUH!" Supra mendorong tubuh Frostfire dan memeluk dirinya supaya tidak diapa-apain oleh kakaknya, benar-benar definisi merinding dengan saudara sendiri. Frostfire terkekeh kecil lalu menatap Sori yang masih syok, mungkin cewek mata mint itu benar-benar tidak tahu dijebak oleh kedua adeknya.
"Wicak, jangan murung gitu. Nanti gw temuin deh ke mall."
"Beli beha?" Supra memukul wajah Gentar, dia masih tidak terima menjadi cewek dan sekarang mereka berlima harus pergi ke toko pakaian dalam. Jujur, Supra dan Sori merasa malu, pertama kalinya mereka jadi cewek itu sangat tidak enak.
Frostfire menggendong Supra, dia menatap adeknya dengan genit yang dibalas dengan tamparan di pipi. "STOP MESUM DAN AYO BELIIN GW SAMA WICAK!"
——
Sekarang ini mereka berlima sudah sampai di mall, Sori dan Supra langsung ngacir ke toko pakaian dalam wanita tidak lupa dengan tangan masih bersilang akibat dada mereka tidak memakai underwear.
Setelah berkeliling dan juga membeli beberapa baju yang sekiranya pantas dipakai cewek, mereka berdua kembali ke bagian es krim dan melihat ketiga cowok itu sedang makan.
Supra berlari terlebih dahulu, dia duduk di sela-sela mereka bertiga yang untungnya bangku itu panjang. "Mau es krim!"
"Cerewet! Noh si pendek ketinggalan!" Supra menoleh ke arah Sori yang berjalan lumayan lama, cewek mata merah keemasan itu gemas dengan kembarannya dan berdiri lalu menarik tangan Sori supaya bisa membeli es krim.
"Pelan! Gw gak bisa jalan cepat!"
"Sepatu kita bukan heels? Terus juga dada lu kagak bakalan jatoh meski agak besar." Sori memukul kepala kembarannya lalu menghentikan langkahnya, Supra ikut berhenti dan menatap bingung Sori. Ada apa? Sori mengapa diam saja?
"Gw takut kita datang bulan, terus pertama kali ngerasain sakit... Hormonnya juga berubah ya?" Sial, mengapa pertanyaan dari Sori berhasil membuat Supra ketakutan? Ini benar-benar membuatnya overthinking seharian, atau bahkan lebih?
Komentar
Posting Komentar