Nyasar

Supra membuka matanya, dia keluar dari tenda lalu mengusap rambutnya. Ini mulai siang tetapi semuanya sepi, apakah dia ditinggal? Tidak mungkin kan?

"Wicak kemana sih? Apa banget gw ditinggal begini." Supra mencari keberadaan semua orang, dia berkeliling hutan sampai di tengah hutan belantara. Cowok mata merah keemasan itu mulai takut, dia baru sadar jika berjalan terlalu jauh.

Astaga... Bagaimana dia bisa kembali sedangkan jalan saja gampang lupa?

"Ikutin insting, iya, lu ikutin insting aja, San." Bermodalkan nekat, Supra kembali berkeliling. Sayangnya dia kembali ke tempat semula, oke, jangan panik Saneira, pasti hanya tersesat biasa kok.

Srekk

"ALLAHUAKBAR!!" Supra menoleh ke arah belakang, dia melihat jelas ada penampakan kuntilanak yang berdiri didepan pohon sambil tersenyum manis. Cowok mata merah keemasan itu mulai panik, dia berlari kencang menjauh dari hutan. Tapi, lagi-lagi dia kembali, dan sosok Kunti itu masih di dekat pohon tersebut.

"Jauh gak... Gw gak ganteng, gw gak ganteng... Gw anak rajin, alim, tapi pikiran gw masih goblok. TOLONG JANGAN DEKAT YA MBAK KUNTI!!!"

"Hihihihi.... Mamasnya ganteng.... Saya dekati ya?" Supra berteriak heboh, dia kembali berlari entah kemana asal tidak diikuti mahkluk halus itu. Mulutnya terus berdoa dan membaca ayat kursi, rasanya seperti lari maraton, Supra sangat benci jumpscare yang benar-benar nyata.

Cowok mata merah keemasan itu berhenti sejenak, dia mengatur napas nya lalu menatap WC yang dekat dengan dirinya. Ah, sepertinya dia kebelet pipis. Lebih baik keluarkan saja daripada ngompol.

——
Frostfire menggaruk kepalanya, dia sudah mencari di tengah hutan tetapi anak itu tidak ada. Sedangkan Halilintar yang berada di gendongan nya terus berteriak memanggil nama Supra, masa bodo dimaki sama penghuni hutan, yang terpenting Supra muncul.

"Ndak ada, Cupla ilang benelan?"

"Adek, gak boleh ngomong begitu ya? Kita cari lagi." Halilintar mengangguk, mereka berdua kembali mencari Supra sampai didepan pohon raksasa yang berada di tengah hutan. Halilintar meremat baju Frostfire, bocah itu sepertinya merasakan hal aneh didepan pohon itu.

Frostfire juga sama, dia merasakan hawa tidak enak di pohon ini. Cowok mata biru merah itu menatap tajam sosok yang muncul di hadapannya, dia bersikap tenang sedangkan Halilintar menatap takut sosok tersebut.

"Pergi, tolong jangan ganggu anak-anak saya."

"Yang aku butuh hanya yang digendongan mu." Frostfire meremat senternya, dia membacakan ayat kursi dan sosok itu menghilang. Sedangkan Halilintar mulai menangis, cowok mata biru merah itu tau jika bocah itu syok bertemu dengan sosok yang menyeramkan.

"Udah sayang, gak ada yang ganggu kamu lagi. Yuk cari mamas Supra—Saneira?!" Kedua cowok itu menoleh ke arah Supra yang berlari cepat dan memeluk mereka berdua, cowok mata merah keemasan itu berteriak ketakutan setengah mati. Penampakan kuntilanak tadi membuatnya trauma berat, tapi traumanya tidak separah itu (?).

"Mas, ayo mas, ayo balik. GW GAK TAHAN!! ADA KUNTI NGAJAK KAWIN GW!!"

"CUPLA NIKAHIN AJAHH SAMA KUNTI NA! COCOK!!"

——
Supra memeluk tubuh Sori, dia benar-benar terkena meriang setelah bertemu dengan sosok Kunti tadi. Bisa-bisanya Halilintar ngomong suruh kawin aja sama Kunti, dikira dia tidak tersinggung? TERSINGGUNG BOS!

"Tapi lu masih normal aja, gak gila kok." Ucap Taufan setelah menggotong tubuh Supra, dia memberikan teh ke temannya lalu diminum oleh Supra. Sori menggelengkan kepalanya, dia awalnya panik dan menangis kini tak bisa menahan amarahnya karena tingkah kembarannya. Sempat-sempatnya anak itu ngompol, mana diketawain sama yang lain.

"Lu diam aja ya, jangan banyak tingkah! Sekarang persiapan pulang!" Tuhan, tolonglah Wicaksono Sori yang lucu ini. Dia sudah lelah mempunyai kembaran macam Supra.

——
Mereka bertiga belas akhirnya pulang, diperjalanan Frostfire sempat berhenti di rest area dan membiarkan mereka jajan lagi. Ya maklum saja, 2 hari makan nasi sama sosis dan marshmallow apa gak kembung?

"Ayo semuanya, lu pada jangan lama-lama." Frostfire dan Glacier menunggu di kasir, sedangkan yang lain sudah mencari jajanannya masing-masing. Halilintar mengambil es krim strawberry bersama Taufan yang membeli kopi. Gempa, Blaze dan Ice mencari es krim juga, tetapi lebih memilih es krim rasa coklat. Duri membeli rasa mint choco dan cheese cake, dan Solar membeli pop ice.

Sori, Supra, Gentar dan Sopan membeli cemilan 3 bungkus gede, mereka berjalan santai membuat Frostfire hampir menjulid. Gila saja, Suwanda masih sadar diri beli makanan, ini anak-anaknya malah beli jajanan yang gede. Gila ye.

"Aduh, kebelet pipis." Cowok mata biru merah itu memberikan dompetnya ke Glacier, dia lari ke kamar mandi meninggalkan cowok mata biru kecoklatan itu. Glacier menggaruk kepalanya, dia begitu kebingungan melihat jajanan adek-adek nya kayak mau piknik.

"Banyak banget?"

"Biar besok kita masih ada jajanan." Ya sudahlah, terserah bocah-bocah aja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berubah

Taufan

Kembali