Pentas
Hari ini pentas seni kelas 12, karena mereka sebentar lagi lulus dan menjadi alumni, semua dana harus dihabiskan untuk pentas kali ini. Semua bekerja sama, tidak ada yang menjadi penonton. Para panitia bagian acara dan humas saling membantu untuk menyusun tempat duduk dan menyuruh para kelas 11 dan kelas 10 untuk duduk yang sudah diberikan tanda. Guru-guru dan kepala sekolah duduk paling depan.
Pentas mulai, para penonton antusias. Dimulai dari drama karena semuanya akan terhubung satu sama lain. Pemeran utama yakni Sopan muncul sebagai seseorang pramugara yang nyasar setelah kecelakaan pesawat, cowok mata kalbu itu benar-benar menghayati sekali.
Dari tatapannya, emosinya, bahkan gerakan tubuhnya benar-benar bisa menyeimbangi drama yang dibawakan. Tampilan drama yang pasti akan di cut dipertengahan, dan penampilan pertama dimulai dengan drumband. Semuanya bertepuk tangan dan kembali ke drama.
Kali ini Solar keluar, dia berperan sebagai warga yang membantu Sopan dari huru-hara para warga sebelah. Cowok mata silver itu tak kalah berakting dengan baik, dia berhasil menenangkan amukan dan membawa Sopan ke rumahnya.
Berganti timeline, kini Sopan meminta keterangan kepada Solar yang sebagai warga, ada apakah dengan kerisuhan tadi? Mengapa begitu banyak perguruan silat di perbatasan?
Kembali berganti timeline, kini mulai tarian yang dibawakan dengan sedikit drama. Diawali dengan tarian Aceh yakni saman lalu dilanjutkan dengan tarian Jawa Tengah yakni tari serimpi. Mereka kembali bertarung dengan kemunculan para petinggi silat.
Mereka saling bertarung menunjukkan sisi terkuatnya, si merah yang menyerang duluan dan si putih yang terus menangkis. Berikutnya Sopan dan Solar datang untuk menghadang mereka semua, sayangnya cowok mata silver itu terkena tusukan dari golok. Memang dia tau ini hanya peran, tetapi... Mokad? Yang benar aja?
"PAK CAHYA!!!" Sopan berteriak, dia berjongkok lalu memegang tangan Solar erat. Jika ini latihan, Solar akan tertawa terbahak-bahak melihat wajah Sopan yang begitu memelas. Ini bukan temannya, temannya pasti kalem dan tidak menunjukkan ekspresi seperti itu.
"Tuan... Tolong... Tolong gabungkan kelima pecahan ini..." Solar memberikan lima kepingan warna yang berbeda kepada Sopan, cowok mata kalbu itu mengangguk lalu timeline selanjutnya ialah Sopan yang duduk di ruang rapat bersama teman-temannya, dia menatap kelima kepala desa lalu menyuruh sang hakim berbicara.
"Silahkan bicara wahai hakim, saya sebagai pendatang hanyalah tamu, tak sepantasnya duduk di sini."
"Duduklah tuan Arjuna, anda berada disini sebagai perwakilan bapak Cahaya sang juru kunci."
"Juru kunci pak?! Awokwok awokawok." Cahaya sebagai guru rasanya ingin menonjok wajah Solar yang berada dibelakang panggung, yang benar saja? Juru kunci apaan anjir?!
"Yang kasih nama lu pake nama gw siapa sih?! Mau kutuk aja deh!"
"Apalah, padahal aku yang rekomendasi." Mereka berdua menoleh ke arah Duri yang sudah bersiap untuk tampil, Solar agak pangling melihat tampilan Duri yang tampan hari ini. Serius, kembarannya memakai pakaian anak teknik begitu tampan dan menawan, berbeda aura begitu memikat.
"Jangan bengong, bentar lagi tampil." Solar terkejut, dia menoleh ke arah Duri yang menjentikkan jarinya lalu pergi menuju ruang kelas. Cowok mata hijau gelap itu persiapan untuk band, Solar yakin tampilan nanti tidak akan mengecewakan.
Timeline selanjutnya Solar masuk ke sana sebagai arwah dan menyuruh Sopan untuk menggabungkan kelima kepingan warna, meskipun disisipi percakapan deep tetap saja ada adegan lawak yang dari Solar sendiri. Anak itu kejengkang yang hampir membuat seangkatan kena masalah.
Akhir dari acara drama ialah plot twist ending yang mengatakan bahwa Sopan ialah pendiri desa lima warna tersebut, namun Sopan kembali ke desa nya sebagai pendatang maka tidak bisa menjadi pendiri kembali. Semuanya bertepuk tangan, merasa takjub dengan drama yang disisipi oleh penampilan.
Terakhir adalah band, jelas bagi Solar dan Sopan adalah hal yang menakutkan karena Gentar dan Duri tampil. Kedua cowok itu berdoa dalam hati, semoga tampilan mereka tidak hancur. Mungkin saja, terdukung oleh outfit penampilan hari ini, dan Duri mendapatkan pujian dari banyaknya siswi.
"KAKAK YANG MEGANG GITAR WARNA HIJAU GANTENG BANGET!!!"
"KAKAK!! UDAH PUNYA CEWEK BELUM?!!"
"KAKK!! JADI PACAR KU YUK! GANTENG BANGET IHHHH!!" Duri tersenyum tipis, ternyata outfitnya mendukung ketampanan nya hari ini. Duri mulai bermain gitarnya bersama Gentar, Cakra dan Arkan mulai memainkan drum dan bernyanyi. Untuk lagu, mereka berempat membawakan lagu Rainbow, Rough, dan Always dari Gfriend.
Dimulai dari lagu pertama, hanya dalam petikan gitar Duri, semuanya bersorak. Selama penampilan, Duri juga bernyanyi, suaranya yang imut bisa menjadi keren membuat para siswi, guru wanita, dan teman ceweknya salting.
"sangcheo wiro binnaneun
Ra ra rain ra rainbow
Ra ra rain ra rainbow
an boineun mueongaro
neoege yeongyeoldwae
Rainbow rainbow
bie jeojeun eojeneun ne pume matgigo
meomchuji ana Rainbow."
"pyeongbeomhaetteon nari
teukbyeolhan haruro byeonhaesseo
neowa naye maeumi
sumeul shwideushi hanaro manna
yeogi Rainbow rainbow
nae nunppit soge peojineun
Colors colors colors
neomu areumdaweo
Rainbow rainbow
Nothing is impossible
Everything is possible"
"apeum wiro geuryeojin!" Gentar berteriak menyuruh para penonton untuk menyambung lagu, para penggemar membalas dengan sahutan lirik lagu yang pas. Setelah penampilan pertama, kini lagi kedua diputar.
Duri tak henti-henti nya memberikan pesona bersama Gentar, mereka berdua benar-benar klop untuk urusan merebut hati para penggemar. Bahkan memasuki bagian akhir, permainan gitar Duri begitu bagus membuat Solar yang nonton dibelakang panggung bersama Sopan sampai mangap.
Tidak, ini terlalu bagus untuk dimainkan oleh Deondra Duri. Bagaimana bisa? Solar tidak percaya ini.
"Cause we're here at this party
Kkeunnaji aneul chumeul chwo
'Cause it's our endless hours
Jigeum i sunganeul ganjikae
And I know
This isn't the end right now
Neowa na yeongwontorok
We keep on dreamin', dreamin', dreamin'
Come with me now."
"GENTAR, LU JANGAN GANTENG BANGET! ARJUNA MAU LEMPAR BANGKU ITU!!" Yah... Seharusnya penutupan lagu dibuat senang-senang malah melihat kejadian Sopan mengangkat bangku dan Solar yang masih pangling dengan Duri.
Komentar
Posting Komentar