Petisi

Rimba mengacak-acak rambutnya, dia benar-benar stress melihat petisi yang mulai banyak menyetujui dirinya kembali ke IGD. Perasaan dia juga jaga, tapi di poli kandungan... Kenapa malah dikira petantang petenteng sih?!

"Apasih?! Setan banget berdua ini!" Rimba menghempaskan tubuhnya di ranjang, matanya menatap langit kamar lalu ide muncul dari kepalanya. Segera saja dia bangun dan bersiap-siap dengan hp kesayangan nya yang sudah menemaninya selama 10 tahun. Cowok rambut hijau itu tersenyum manis lalu membuat video. Bisa ditebak apa videonya?

——
Duri duduk di sofa, dia menenangkan pikirannya setelah berargumen dengan Solar mengenai petisi yang dia buat. Jangan ditanya kenapa, soalnya gengsinya dia tuh tinggi buat sayang sama si Rimba.

Jika bertanya, darimana mereka bertemu? Maka jawabannya dari Duri yang tumbang karena maag kambuh dan Solar yang bertemu dengan Rimba sebagai dokter penjaga—lebih tepat penglaris IGD—IGD. Entah bagaimana mereka dekat dan akhirnya Duri sangat klop dengan Rimba.

Terlihat dari nama kontaknya (Dokter Galak 👹🌳) yang sangat sayang dengan mahasiswa koas itu, kayaknya Duri mau dianggap adek sama si Rimba?

"Akhirnya tenang... Semoga petisi nya cepetan selesai." Baru saja Duri membuka hp, dia melihat notifikasi dari TikTok, segera saja cowok mata hijau gelap itu membuka aplikasi tersebut dan melihat isi video dari Arimba Sukma.

"Astaghfirullah ya Duri... Pasien gw paling sayang paling cinta, kenapa banget sih bikin petisi begituan? Ingat, mendzalimi saudara itu gak boleh, lu mau gw makin sakit kah?"

"FREAK AMAT?!" Duri mematung mendengar suara Rimba seakan-akan jika cowok itu merasa terdzalimi, dia membuka komentar dan terkejut dengan isi komentarnya. "ALLAHUAKBAR...."

'Dok... Itu beneran petisi yang dibuat?'

'Aduh kasihan, tapi gw juga kasihan liat dia di IGD kek gak ada kehidupan.'

'Sesekali lah guys, biarkan dia hidup bahagia di sana.'

'Turut berduka cita untuk Duri, keknya lu gagal nih.'

"Aku harus hubungi bang Liung, biar petisinya diisi sama orang-orang dan kembalikan si jiwa hutannya dokter galak!" Duri mengirim chat dan dibalas cepat oleh Beliung, mereka berdua mulai menyusun rencana yang telah disepakati. Siap-siap untuk Arimba Sukma, sepertinya persaingan tidak akan selesai.

——
Rimba membereskan barang-barangnya setelah berjaga di puskesmas, cowok rambut hijau itu tersenyum manis kepada para bidan dan dokter iship di sana. Dia menghela napas panjang setelah mengupload video mengenai petisi itu, semoga saja tidak ada yang menandatangani petisi milik si bendul ijo dan si Beliung.

"Dok, coba liat di TikTok deh. Ada anak manis yang mention kamu." Rimba terdiam, segera saja dia mengambil hp nya dan melihat aplikasi tersebut. Terlihat jelas ada Duri dan Beliung yang duduk di sofa sambil melakukan podcast ala-ala di YouTube. Matanya menyipit menahan emosi dari dirinya.

"Nih ya dokter Rimba, riya' tuh gak boleh, apalagi dalam bulan ramadhan ini. Masa mentang-mentang di puskesmas, gayanya petantang petenteng? Malu sama pasien tau."

"Iya bang, lu mending tobat deh sebelum kita balikin lu ke IGD lagi."

"ASTAGHFIRULLAHALAZIM.... Suudzon mana lagi yang aku dapatkan?" Rimba memegang dadanya, merasa sakit hati melihat Beliung yang ternyata memilih dia di IGD lagi daripada di kost 24 jam menemani anaknya. Emang kurang ajar, siap-siap aja dia kirim buket sayur buat si Beliung Beliung itu. Oh, jangan lupakan si Duri bendul ijo jelek itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berubah

Taufan

Kembali