bersama Krystal

Malam sudah larut, kini kost hanya diisi oleh Rimba dan Krystal. Sedangkan kelima teman-temannya sudah kembali ke rumah untuk merayakan lebaran, agak heran buat Voltra dan Gamma tapi yasudahlah.

Cowok rambut hijau neon itu mondar-mandir mengambil cemilan dari rak dapur, sedangkan Krystal hanya duduk manis di ruang tengah sambil meminum es teh buatan Rimba. Cukup lucu keduanya, terlebih yang memiliki warna rambut yang sama, hanya saja Krystal lebih ke hijau tua.

Setelah mengambil cemilan, Rimba kembali ke ruang tengah dan memberikan 5 cemilan ke Krystal sedangkan dia memegang satu. Mereka berdua duduk sebelahan sambil memakan cemilan, hanya butuh waktu 10 menit, percakapan kembali terbuka.

"Kak... Masih rindu mereka?" Rimba mengangguk, dia meminum es teh nya lalu menatap tv di depan. "Kalau kangen sih... Mungkin iya, tapi gw gak tau mau sampai kapan mereka menghilang tanpa gw."

"Aku tau kok, mungkin mereka datang disaat kakak sudah lulus." Rimba terkekeh kecil, mungkin saja apa yang dibilang Krystal itu benar. Hanya saja... Dia masih takut jika kedua orangtuanya hanya datang sebagai formalitas saja untuk wisudanya. Lebih baik tidak berharap lebih.

"Gw gak harap begitu sih... Tapi kalau memang datang pas gw wisuda doang, gak masalah sih. Terus lu? Udah gak pulang selama dua tahun ini, yakin gak bicarain lebih lanjut ke orang tua lu?"

Krystal terdiam, dia menatap Rimba lalu menghela napas panjang. Kepalanya benar-benar pusing, semenjak dia bertemu dengan seseorang yang mengatakan bahwa dirinya 'ayah' Krystal, firasat nya benar-benar campur aduk. Ingin meminta konformasi, tetapi rasa percaya dengan keluarganya yang sudah mengurusnya selama ini masih ada.

"Krystal! Kau apa kabar?! Ini Appa mu!"

"Appa ku ada di Seoul? Siapa kau?"

"Kalau Appa kandung ku ke sini, kakak akan marah?" Rimba menggelengkan kepalanya, dia kembali memakan cemilannya lalu menatap Krystal sambil mengelus rambut cowok itu. "Ya gw kan bukan satu darah sama lu, tapi gw bakalan lindungi lu dari bapak jahanam lu itu. Ninggalin pas lu masih kecil itu gak bisa dibuat sebagai permintaan maaf."

"Tapi kak..."

"Ahn Krystal, selama ibu dan bapak angkat lu mau urus lu, maka kewajiban lu fokus di mereka. Lupain keluarga yang buang lu, gak mau sakit hati kedua kalinya kan?" Krystal mengangguk pasrah, dia memeluk erat tubuh Rimba. Harum bubble gum tercium, menenangkan pikiran Krystal yang begitu semerawut. Cowok rambut hijau gelap itu semakin mengeratkan pelukannya membuat Rimba terkekeh kecil.

"Bau mu wangi."

"Gw mah emang wangi, makasih ya pujiannya." Rimba sangat beruntung dipuji oleh adek tingkat nya ini, setidaknya dipuji harum daripada si bendul ijo yang sukanya ngehujat dia dan minta isi petisi kembali ke IGD.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berubah

Taufan

Kembali