5 toodler dan 2 papi

Solar berjalan keluar dari kamar nya, dia berjalan endap-endap menuju kamar kembaran nya. Dia membuka pintu kamar Duri perlahan, tangan nya mengambil kunci lab nya di laci, mata nya terus mengawasi bagian dalam dan luar kamar Duri. Setelah mendapatkan kunci lab nya, segera saja Solar tutup kembali laci milik Duri dan menutup pintu kamar Duri. Tak lupa kabur supaya tidak diketahui oleh orang rumah. 

"Akhirnya... Saatnya kita eksperimen ke lab~." Segera saja Solar ke laboratorium kesayangan nya, dia membuka pintu lab dan masuk ke dalam. Kedua tangan nya menggunakan sarung tangan lab, memakai jas putih dan tak lupa mensterilkan semua nya.

Cowok mata silver itu mengusap kedua tangan nya, dia tersenyum lebar lalu membuat ramuan yang entah ini dampak nya sangat aman atau tidak.

╞═════π– π‘Ίπ’–π’˜π’‚π’π’…π’‚π– ═════╡

Duri melangkahkan kaki nya lemas, dia membuka pintu rumah dan terdiam sejenak ketika berdiri di ambang pintu. Kenapa sepi sekali? Kemana curut berwana kuning itu?

"Lar... Kamu dimana? Aku beliin mie goreng sepuluh bungkus." Duri menaruh kresek hitam di meja dapur, dia berjalan mendekati kamar kembaran nya. Ketika tangan nya memutar knop pintu, dia terdiam sejenak. Tidak ada Solar, dimana anak itu?

"Solar... Kamu dimana?" Duri berhenti di depan ruang laboratorium milik Solar, mata nya menyipit lalu membuka sedikit pintu lab milik Solar. Mata nya membulat sempurna melihat Solar yang mengangkat cairan di tabung, dia tertawa terbahak-bahak lalu menatap ke sebelah.

Ah sial, ketauan sama Duri...

"Kamu mau ngapain?"

"Eee... Gw... Mau... Jalan-jalan!!!" Solar menghindari Duri yang berlari ke arah nya, mereka berdua saling kejar-kejaran. Solar keluar dari lab, dia berlari turun menuju ruang tengah. Terlihat trio sulung Suwanda yang berada di ruang tengah, Solar ingin teriak namun dia tersandung dan berakhir cairan yang dia bikin hancur lalu mengeluarkan asap.

Solar meringis kesakitan, dia menatap cairan dari tabung kesayangan nya lalu menatap ruang tengah yang terisi asap tebal. Segera saja cowok mata silver itu kabur ke kamar kembaran nya, dia menutup pintu nya kencang membuat si Duri yang baru saja rebahan terkejut dengan tingkah Solar. 

"Ngapain kamu?!"

"Anu... Ramuan gw..."

"HUWAA, YUYI!!!" Duri menatap tajam Solar, dia berdiri dan menyikut leher kembaran nya. Solar berteriak meminta ampun, sedangkan dari ruang tengah, terdapat lima anak kecil yang menangis keras memanggil nama Duri dan Solar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berubah

Taufan

Kembali