belajar mobil
Supra sudah menahan tangisan nya saat ini, dia memegang stir mobil lalu memutar nya perlahan. Lagi-lagi Frostfire hanya berdeham lalu menyuruh Supra untuk berhenti. Cowok mata merah keemasan itu menurut, dia memberhentikan motor nya lalu menatap kakak pertama nya sambil tersenyum kikuk.
"Lu muter tuh jangan kagok, terus juga, liatin spion nya! Itu spion juga udah pas kan keliatan sama lu?! Kenapa tadi hampir nabrak kembaran lu sendiri?!" Supra menghela napas panjang, dia keluar dari mobil lalu duduk di pinggir parkiran mobil. Sopan dan Sori menatap prihatin Supra, mereka berdua jadi takut untuk belajar mobil. Mamas se-galak itu?
"Wicak, jadi gak?" Sori menatap Supra yang termenung, tatapan cowok mata merah keemasan itu kosong, benar-benar tidak ada semangat hidup seperti biasanya. "Cahya, jangan muram dong..."
"Huh? Ohh iya, sana belajar dulu." Sopan yang menatap kedua kakak nya yang begitu dramatis segera memukul kepala mereka berdua, cowok mata kalbu itu menunjuk ke arah mobil sambil berteriak kesal. "BELAJAR SANA! UDAH KEK DRAMA NYA!"
✩.・*:。≻───── ⋆𝑵𝒈𝒂𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂⋆ ─────.•*:。✩
Sori keluar dari mobil, dia menundukkan kepala nya lalu ikutan duduk di sebelah Supra. Supra tertawa terbahak-bahak, merasa dapat teman gagal nya. Sedangkan cowok mata mint itu berdecak sebel, dia memukul pundak kembaran nya karena diejek.
"AHAHAHAHAHA, MAMAM NOH MAU NYETIR MOBIL BALAPAN!"
"BACOT, BANGSAT! GW BAKALAN LEBIH PRO DARIPADA LU!" Sopan menggelengkan kepala nya, dia berjalan menjauh dari kedua kakak nya lalu masuk ke dalam mobil. Dia menatap Frostfire yang sudah menahan ngantuk, sangat bapak-bapak sekali. Rambut berantakan, muka kucel, seperti nya lelah mengajar kedua tengah Ngalengka itu.
"Mas, ini... Langsung masukin kopling?" Frostfire menatap Sopan lalu menghela napas panjang. "Lu injek dulu kopling nya, masukin gigi satu sekarang, habis itu injak gas pelan-pelan."
Sopan mengangguk perlahan, dia menginjak kopling lalu memasukkan gigi satu, kaki kanan nya menginjak pelan gas dan melepaskan kopling perlahan. Frostfire tersenyum tipis, dia menatap Sopan yang masih kaku, tangan kiri nya mengusap kepala nya sendiri lalu memantau Sopan yang mulai melirik spion.
Sopan memasang sen kanan, dia memutar stir mobil ke kanan. Senyum si sulung semakin lebar, dia kembali memperhatikan adek bungsu nya yang mulai memundurkan mobil nya untuk parkir. Dirasa sudah lurus, dia menginjak kopling dan memasukkan gigi nol lalu menarik rem tangan.
"Lu udah bisa? Kenapa waktu gw suruh bawa masih takut?"
"Aku merhatiin mamas setiap nyetir, kalau soal bawa, aku takut nyebur got. Ini juga masih pelan-pelan kan?" Frostfire menepuk tangannya, dia merasa senang si bungsu sudah bisa mengendarai tanpa harus dia ajarkan. Sopan keluar dari mobil, dia melet ke Supra dan Sori. Dua tengah Ngalengka menatap Sopan dengan sinis, Sori mencubit perut Sopan yang membuat cowok mata kalbu itu meringis kesakitan.
"KAK?! SAKIT!!"
"KOK UDAH BISA?! HARUSNYA KEK ANGGA, HAMPIR NYEMPLUNG KE GOT!" Supra menahan tawa, tidak mengira jika si jamet ke dua itu pernah belajar mobil sampai hampir jatoh ke got. "YANG BENER?!"
"Ho'oh, si Angga sama aja kek lu berdua. Sekarang mau belajar lagi atau udahan?" Sori manyun, dia mengayunkan lengan kanan Frostfire, meminta untuk diajarkan lagi. "Aaaa... Mau belajar lagi, masa Juna bisa tapi gw belum? Ayo belajar lagi!!!"
"Hadeuh... Anak kecil ini... Yaudah ayok, tapi dua kali aja." Sori bergumam 'yes', dia masuk ke dalam mobil bersama Frostfire dan kembali latihan menyetir mobil. Sedangkan Supra mengerutkan kening, dia menatap Sopan yang duduk di sebelah nya sambil meminum air mineral.
"Kok udah bisa? Lu liat tutorial?"
"Ya kali, aku loh baru belajar sama kalian. Harusnya kalian udah bisa, kan?" Andai saja Sopan tau kenapa mereka berdua telat belajar mobil, masa lalu sangat amat mengerikan. Jangan tanya itu apa, yang pasti bikin Frostfire trauma berat sama Supra dan Sori.
Komentar
Posting Komentar